Jakarta, CNBC Indonesia – Tanda kiamat perubahan iklim di kutub, karena berkurangnya es di permukaan, terjadi lebih cepat. Bahkan kutub terancam berubah dari wilayah putih tertutup es menjadi biru.
Dalam laporan terbaru University of Colorado Boulder menyebutkan kejadian tersebut akan maju satu dekade atau 10 tahun lebih cepat, dikutip dari Business Insider, Kamis (7/3/2024).
Penurunan jumlah es merupakan yang terbesar dalam beberapa dekade terakhir. Per bulan September, hanya ada 3,3 juta kilometer persegi es di Samudera Arktik.
Kiamat tersebut bukan berarti seluruh es mencair di perairan. Namun berkurangnya es mengacu pada hanya ada kurang dari satu juta kilometer persegi.
Para ilmuwan dari Institut Penelitian Arktik dan Alpine CU Boulder menemukan tutupan es akan berada di bawah satu juta kilometer terjadi empat tahun lebih awal. Namun bisa juga terjadi hingga 18 tahun lebih awal.
Faktor utama hilangnya es dari wilayah tersebut karena emisi gas rumah kaca. Ada lebih banyak panas dari Matahari yang diserap lautan membuat pencairan es dan pemanasan lebih buruk di sana.
Dampak terbesar dari berkurangnya es adalah hewan-hewan ada di kutub. Termasuk anjing laut dan beruang kutub, selain itu berpindahkan sejumlah ikan ke Samudera Arktik.
Manusia yang tinggal di dekat laut juga akan berdampak. Gelombang laut akan makin besar saat es laut menyusut di masa depan.
Cara untuk mengurangi dampak berkurangnya es bisa dengan mengurangi emisi yang dihasilkan di Bumi. Alexandra Jahn, peneliti dari Institut Penelitian Arktik dan Alpine CU Boulder, menekankan perlu menjaga emisi serendah mungkin.
“Jadi meskipun kondisi bebas es tidak dapat dihindari, kita harus menjaga emisi serendah mungkin untuk menghindari ‘bebas es’ yang berkepanjangan,” jelasnya.
Artikel Selanjutnya
Bill Gates Bicara Nasib Manusia, Jadwal Kiamat Sudah Pasti
(dem/dem)